Pembuatan pakan ikan adalah sebuah proses yang perlu diikuti secara runtut dari awal hingga akhir guna menghasilkan kualitas pakan sesuai yang diinginkan. Banyak pabrik pakan mandiri yang dikelola secara sendiri maupun kelompok tidak melalui tahapan-tahapan yang runtut. Mereka memandang bahwa kegiatan pembuatan pakan ikan yang utama hanya pencetakan bahan baku saja. Pada umumnya pakan ikan yang akan dihasilkan adalah berbentuk pelet tenggelam.
A. Tahap 1 Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku merupakan tahap awal yang penting. Di sini, kita harus menguasai pengetahuan kualitas bahan baku secara kasat mata dan aroma khasnya. Bahan baku yang dibeli diusahakan berbentuk tepung, berwarna sesuai dengan aslinya dan mengeluarkan aroma bau yang khas. Jika tidak yakin, ambil sampel bahan baku untuk dianalisis kandungan proksimatnya di laboratorium terakreditasi. Pembelian bahan baku tidak boleh dalam jumlah kecil., sebaiknnya diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan pembuatan pakan selama 2 (dua) bulan. Oleh karena itu, gudang penyimpanan bahan baku patut dipersiapkan. hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembelian bahan baku adalah biaya transportasi dari sumber bahan baku ke gudang. Kemudian jenis bahan baku yang dibeli juga harus sesuai dengan kebutuhan formulasi pakan.
Titik kritis ke dua adalah penerimaan bahan baku. Sering kali bahan yang dikirim atau dibeli tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Untuk itu, pengambilan sampel bahan baku secara acak dari bahan baku yang datang diperlukan. Kualitas bahan baku yang dibeli harus sesuai dengan yang diterima. Jika tidak sesuai kita harus menolaknya.
Penyimpanan bahan baku tidak boleh tercampur satu sama lain. Sirkulasi udara sangat penting dalam penyimpanan bahan baku. Tempat lembab akan memudahkan penurunan kualitas bahan baku. Hama tikus juga harus diatasi karena akan mengancam penurunan kualitas bahan baku. Penyimpanan bahan baku harus dilakukan berdasarkan tanggal pengiriman. Oleh karena itu, kita harus membuat label tanggal pembelian dan asal, kemudian mencatatnya dalam gudang untuk memudahkan pengontrol sediaan.
B. Tahap 2. Sortasi Bahan Baku
Tujuan dari sortasi adalah memisahkan bahan baku berdasarkan waktu kedatangan di gudang. Bahan baku yang terlalu lama disimpan akan menyebabkan penurunan kualitas. Oleh karena itu, pendataan masuk dan keluar bahan baku sangat penting. Gunakan bahan baku yang pertama kali sampai di gudang.
C. Tahap 3. Penyaringan (screening) Bahan Baku
Tujuan penyaringan bahan baku adalah untuk memisahkan bahan baku dengan benda asing yang terbawa, baik yang sengaja maupun tidak sengaja tercampur. Benda asing yang mungkin tercampur antara lain serpihan kayu, paku, mur, dan baut. Benda-benda tersebut jika masuk kedalam mesin dapat merusak mesin. Pembersihan bahan baku ini menggunakan alat screener yang diberi magnet.
D. Tahap 4. Penepungan dan Pengayakan Bahan Baku
Bahan baku pakan harus berbentuk tepung agar jika dicampur dalam suatu adonan pakan akan menghasilkan campuran homogen (merata) yang akan menghasilkan kualitas pakan bermutu baik. Penepungan bahan baku menggunakan alat grinder. Hasil penepungan bahan baku diayak kembali dengan ukuran ayakan halus untuk mendapatkan penyempurnaan bentuk tepung. Alatnya adalah siever. Tepung bahan baku sudah siap digunakan dalam pembuatan pakan.
Mesin Penepung Pellet |
E. Tahap 5. Penimbangan Bahan Baku
Bahan baku ditimbang berdasarkan formula pakan ikan yang dibuat. Penimbangan ini perlu dibedakan sesuai dengan jenis bahan baku. Bahan baku berjumlah besar seperti tepung ikan, dedak, dan tepung kedelai ditimbang dengan timbangan kasar. Sementara penimbangan bahan baku yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit misalnya minyak ikan, vitamin dan mineral menggunakan timbangan dengan ketelitian yang lebih kecil.
F. Tahap 6. Pencampuran (mixing)
Pada pembuatan pakan ikan yang baik, bahan baku harus tercampur secara merata. Pencampuran bahan baku secara manual tidak menghasilkan campuran (adonan) pakan yang merata. Bantuan alat mesin pencampur (mixer) diperlukan untuk menghasilkan campuran pakan yang baik. Pencampuran bahan baku dimulai dari jumlah bahan baku yang paling sedikit, kemudian diikuti oleh bahan bakunya yang jumlahnya lebih banyak sesuai formulasinya. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan adonan berkisar 10-15 Menit.
Mesin Mixing |
G. Tahap 7. Pemberian Uap Panas (Steaming)
Uap panas berfungsi untuk merusak adonan pakan hingga pakan yang dihasilkan memudahkan proses pencernaan oleh ikan. Suhu uap tidak boleh melebihi 60 C untuk mencegah denaturasi protein. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pemasakan berkisar 10-15 menit. Uap yang dihasilkan dari boiler dialirkan ke alat pemberi uap (steamer). Proses pemasakan pakan berkisar antara 3-5 menit.
H. Tahap 8. Pencetakan Adonan Bahan Baku
Adonan pakan dari steamer masuk ke alat pencetak. Diameter cetakan bervariasi sesuai dengan kebutuhannya : ukuran 3, 4, dan 5 mm. Hasil cetakan berupa pelet basah (gambar 8) atau pelet kering (gambar 9) yang jika diraba terasa hangat. Pelet basah perlu dikeringkan dengan bantuan matahari atau oven. Pelet kering hangat perlu didinginkan dengan alat pendingin (cooler) atau diangin-anginkan hingga pelet menjadi dingin. Serbuk atau debu perlu dipisahkan dari pakan sebelum pengemasan pakan. Pelet yang masih lembab jangan langsung dikemas karena akan mudah terkena jamur yang dapat menurunkan kualitas pakan.
Mesin Pencetak Pellet |
No comments :
Post a Comment