Wednesday, 31 July 2013

Proses Pembuatan Pakan Ikan

Pembuatan pakan ikan adalah sebuah proses yang perlu diikuti secara runtut dari awal hingga akhir guna menghasilkan kualitas pakan sesuai yang diinginkan. Banyak pabrik pakan mandiri yang dikelola secara sendiri maupun kelompok tidak melalui tahapan-tahapan yang runtut. Mereka memandang bahwa kegiatan pembuatan pakan ikan yang utama hanya pencetakan bahan baku saja. Pada umumnya pakan ikan yang akan dihasilkan adalah berbentuk pelet tenggelam.

A. Tahap 1 Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku merupakan tahap awal yang penting. Di sini, kita harus menguasai pengetahuan kualitas bahan baku secara kasat mata dan aroma khasnya. Bahan baku yang dibeli diusahakan berbentuk tepung, berwarna sesuai dengan aslinya dan mengeluarkan aroma bau yang khas. Jika tidak yakin, ambil sampel bahan baku untuk dianalisis kandungan proksimatnya di laboratorium terakreditasi. Pembelian bahan baku tidak boleh dalam jumlah kecil., sebaiknnya diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan pembuatan pakan selama 2 (dua) bulan. Oleh karena itu, gudang penyimpanan bahan baku patut dipersiapkan. hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembelian bahan baku adalah biaya transportasi dari sumber bahan baku ke gudang. Kemudian jenis bahan baku yang dibeli juga harus sesuai dengan kebutuhan formulasi pakan.

Titik kritis ke dua adalah penerimaan bahan baku. Sering kali bahan yang dikirim atau dibeli tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Untuk itu, pengambilan sampel bahan baku secara acak dari bahan baku yang datang diperlukan. Kualitas bahan baku yang dibeli harus sesuai dengan yang diterima. Jika tidak sesuai kita harus menolaknya. 

Penyimpanan bahan baku tidak boleh tercampur satu sama lain. Sirkulasi udara sangat penting dalam penyimpanan bahan baku. Tempat lembab akan memudahkan penurunan kualitas bahan baku. Hama tikus juga harus diatasi karena akan mengancam penurunan kualitas bahan baku. Penyimpanan bahan baku harus dilakukan berdasarkan tanggal pengiriman. Oleh karena itu, kita harus membuat label tanggal pembelian dan asal, kemudian mencatatnya dalam gudang untuk memudahkan pengontrol sediaan.

B. Tahap 2. Sortasi Bahan Baku
Tujuan dari sortasi adalah memisahkan bahan baku berdasarkan waktu kedatangan di gudang. Bahan baku yang terlalu lama disimpan akan menyebabkan penurunan kualitas. Oleh karena itu, pendataan masuk dan keluar bahan baku sangat penting. Gunakan bahan baku yang pertama kali sampai di gudang. 

C. Tahap 3. Penyaringan (screening) Bahan Baku
Tujuan penyaringan bahan baku adalah untuk memisahkan bahan baku dengan benda asing yang terbawa, baik yang sengaja maupun tidak sengaja tercampur. Benda asing yang mungkin tercampur antara lain serpihan kayu, paku, mur, dan baut. Benda-benda tersebut jika masuk kedalam mesin dapat merusak mesin. Pembersihan bahan baku ini menggunakan alat screener yang diberi magnet. 

D. Tahap 4. Penepungan dan Pengayakan Bahan Baku
Bahan baku pakan harus berbentuk tepung agar jika dicampur dalam suatu adonan pakan akan menghasilkan campuran homogen (merata) yang akan menghasilkan kualitas pakan bermutu baik. Penepungan bahan baku menggunakan alat grinder. Hasil penepungan bahan baku diayak kembali dengan ukuran ayakan halus untuk mendapatkan penyempurnaan bentuk tepung. Alatnya adalah siever. Tepung bahan baku sudah siap digunakan dalam pembuatan pakan. 
Mesin Penepung Pellet
E. Tahap 5. Penimbangan Bahan Baku
Bahan baku ditimbang berdasarkan formula pakan ikan yang dibuat. Penimbangan ini perlu dibedakan sesuai dengan jenis bahan baku. Bahan baku berjumlah besar seperti tepung ikan, dedak, dan tepung kedelai ditimbang dengan timbangan kasar. Sementara penimbangan bahan baku yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit misalnya minyak ikan, vitamin dan mineral menggunakan timbangan dengan ketelitian yang lebih kecil. 

F. Tahap 6. Pencampuran (mixing)
Pada pembuatan pakan ikan yang baik, bahan baku harus tercampur secara merata. Pencampuran bahan baku secara manual tidak menghasilkan campuran (adonan) pakan yang merata. Bantuan alat mesin pencampur (mixer) diperlukan untuk menghasilkan campuran pakan yang baik. Pencampuran bahan baku dimulai dari jumlah bahan baku yang paling sedikit, kemudian diikuti oleh bahan bakunya yang jumlahnya lebih banyak sesuai formulasinya. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan adonan berkisar 10-15 Menit.
Mesin Mixing
G. Tahap 7. Pemberian Uap Panas (Steaming)
Uap panas berfungsi untuk merusak adonan pakan hingga pakan yang dihasilkan memudahkan proses pencernaan oleh ikan. Suhu uap tidak boleh melebihi 60 C untuk mencegah denaturasi protein. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pemasakan berkisar 10-15 menit. Uap yang dihasilkan dari boiler dialirkan ke alat pemberi uap (steamer). Proses pemasakan pakan berkisar antara 3-5 menit. 

H. Tahap 8. Pencetakan Adonan Bahan Baku
Adonan pakan dari steamer masuk ke alat pencetak. Diameter cetakan bervariasi sesuai dengan kebutuhannya : ukuran 3, 4, dan 5 mm. Hasil cetakan berupa pelet basah (gambar 8) atau pelet kering (gambar 9) yang jika diraba terasa hangat. Pelet basah perlu dikeringkan dengan bantuan matahari atau oven. Pelet kering hangat perlu didinginkan dengan alat pendingin (cooler) atau diangin-anginkan hingga pelet menjadi dingin. Serbuk atau debu perlu dipisahkan dari pakan sebelum pengemasan pakan. Pelet yang masih lembab jangan langsung dikemas karena akan mudah terkena jamur yang dapat menurunkan kualitas pakan.
Mesin Pencetak Pellet
Read More... Proses Pembuatan Pakan Ikan

Tuesday, 23 July 2013

KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA ZONASI RINCI KABUPATEN/KOTA

UU No. 27 Tahun 2007 Pasal 5 (Lima) menyatakan bahwa pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi kegiatan : perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian. Perencanaan Pengelolaan WP3K terdiri dari Rencana Strategis, Rencana Zonasi, Rencana Pengelolaan dan Rencana Aksi Pengelolaan (UU No. 27 Tahun 2007 Pasal 7 ayat 1). Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota menyusun rencana strategis WP-3-K yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan/atau komplemen dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Hal ini tertuang pada peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 16/2008 pasal 5 ayat 1. Rencana Zonasi terdiri dari Rencana Zonasi (RZ) Provinsi, Rencana Zonasi Kabupaten/Kota, Rencana Zonasi Rinci (RZR) Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah wajib menyusun semua rencana sesuai dengan kewenangan masing-masing (UU No. 27/2007 Pasal 7 Ayat 3). Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Provinsi atau disebut RZWP-3-K Provinsi adalah merupakan arahan pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi di lingkup wilayah provinsi yaitu 4 sampai dengan 12 mil. 

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI (RZ WP-3-K PROVINSI)

 Tahapan Penyusunan RZ WP-3-K Provinsi :
  1. Pembentukan Kelompok Kerja
  2. Pengumpulan Data
  3. Survey Lapangan
  4. Identifikasi Potensi Wilayah
  5. Penyusunan Dokumen Awal
  6. Konsultasi Publik
  7. Penyusunan Dokumen Antara
  8. Konsultasi Publik
  9. Penyusunan Dokumen Final
  10. Penetapan.
KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA ZONASI RINCI

 Muatan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (WP-3-K) Rinci Kabupaten Kota :
  1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang WP-3-K Rinci Kabupaten/Kota.
  2. Rencana Struktur Ruang WP-3-K Rinci Kabupaten/Kota
  3. Rencana Pola Ruang WP-3-K Rinci Kabupaten/Kota
  4. Penetapan Kawasan Strategis WP-3-K Rinci Kabupaten/Kota
  5. Arahan Pemanfaatan Ruang WP-3-K Rinci Kabupaten Kota.
  6. Indikasi Program Utama Rinci Kabupaten/Kota
  7. Rekomendasi Terhadap RTRW Rinci Kabupaten/Kota
  8. Ketentuan pengendalian Pemanfaatan Ruang WP-3-K Rinci Kabupaten / Kota.

Read More... KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA ZONASI RINCI KABUPATEN/KOTA

Wednesday, 17 July 2013

Global Warming Threatens Indonesia Archipelago's



Climate change is a chemical composition from the atmosfer who experienced a change in line with the addition of greenhouse gases, especially carbon dioxide, methan and nitrous oxide,
where the ability to filtering out the heat from the gas is not functioning. The gas additions have increased the ability to capture heat in the earth's atmosphere.

Based on the research, climate change has resulted in an increase in its global gas emission rate, increase in temperature and also the increase in sea level, it's all an indication that climate change more rapidly toward a global society. climate change has come slowly in the long term period, between 50-100 years.
though slowly, the impact is affect the earth's surface become heater. 

The following is data from the IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change) which describes the condition of the climate change that occurred at this time that there has been an average temperature rise of 0.76 degree between the period 1850 to 2005. 11 of the last 12 years (1995-2006), were years with an average temperature of the warmest since temperatures were first measured in 1850. Global sea level rise by an average of 1.8 mm per year between 1961 to 2003 period. And has a more intense drought in the wider region since the 1970s, especially in the tropics and sub​​-tropics, because of rising world temperatures could melt ice in the polar regions.


According to the IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), in the last 100 years there has been an increase in sea level of 10-25 cm. Meanwhile, according to the Greenpeace report, approximately in 2100 the sea water will be increased as high as 19-95 cm. Increase in sea level of 1 meter would result in the loss of the island or the mainland in the world as an example of the loss of 1 percent of the land of Egypt, 6 percent of Netherlands, 17.5 percent of Bangladesh land and 80 percent of atolls in the Marshall Islands and the threatens sinking island in Fiji, Samoa, Vanuatu , Japan, the Philippines, and Indonesia. This means that tens of millions of people living in coastal areas will be evacuate to the higher ground.According to the Indonesian Ministry of Marine Affairs and Fisheries (2009), coastal areas and small islands will sink a 100 years from now covers an area of ​​475 905 hectares, an average loss of land or island amounted to 4.76 hectares per year.Climate change will bring disaster for Indonesia's 41 million people live in coastal areas with a height of below 10 meters. Sinking fish and shrimp ponds in Karawang and Subang West Java has resulted in a loss of half a million U.S. dollars. Sea level rise has sunk 26 thousand fish ponds in the watershed (DAS) Citarum. Rising sea temperatures have damaged coral reefs and islands in the West Bali Pari on El-Nino event in 1997-1998.Climate change has yet to be resolved properly assessed can threaten the existence of the islands in Indonesia. Currently, the number of islands has been much reduced from 17,504 to 17,480 island. This means that, already 24 islands disappear from the earth's surface and if not anticipated, it is possible, in 2030, Indonesia will lose about 2,000 islands again.Sea organism which very vulnerable to climate change are animals that make up coral reef ecosystems. Coral reefs is a marine ecosystem that has a big role for marine organisms living. Global climate change will also have a direct impact on the existence of this ecosystem. Island states must come up with a strategy of adaptation to global climate change. Climate change is spurring global warming has a very harmful to the survival of marine life.There have been many cases of coral bleaching. This is the case all over the world including Indonesia, especially Indonesia is the center of diversity of coral species. Coral bleaching is triggered by rising sea temperatures, so that zooxantella organisms that live in symbiosis with the coral animal tissue out so coral death. In addition, the high content of carbon dioxide in the air will trigger change of degree of acidity (pH) of seawater, thereby disrupting the metabolism of the coral animals that impaired growth.Widespread coral damage due to an increase in sea water temperature will have implications to the lives of other living organisms interact with coral reefs, including fish that are mostly economical for humans.


Some things need to be done by all stakeholders in order to adaptation to global climate change include lobbying international agreements related to the emissions generated by industrial activities, there must be an agreement to work together to reduce the level of gas emissions. Besides, local government policies should also focus on the adaptation process, for example by establishing Marine Protected Area (MPA) and the Coastal Zone Management as well as partnership and cooperation between the central government and the regions and even between regions.
Read More... Global Warming Threatens Indonesia Archipelago's

Saturday, 13 July 2013

Profil Kelompok Beriuk Tanggak


Kelompok perikanan Beriuk Tanggak didirikan pada tanggal 29 Desember 2009, dengan SK Pengukuhan No. 82/KC.SBY/III/2012 Tanggal SK 30 Maret 2012, Kelas kelompok Beriuk Tanggak adalah Madya, adapun kelompok pembudidaya ikan Beriuk Tanggak beralamat di Desa Tembelok, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, dengan jenis usaha Budidaya Nila.  

Adapun Susunan Pengurus Kelompok Beriuk Tanggak adalah dengan Ketua dijabat oleh Muh. Raja'i, Sekretaris Masnun, Bendahara : Abdul Fatah, seksi-seksi yaitu seksi produksi dan pemasaran : Hudari, Saprokan : Bakri, Humas : Muhammad Maemun, Keamanan : Abdul Gani, Kelompok Pembudidaya Ikan Beriuk Tanggak dapat dihubungi di nomer Hp 087765256806.


Sejarah berdirinya kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Beriuk Tanggak adalah pemahaman bersama antara warga yang memiliki kolam ikan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Pada awal pembentukan kelompok ini beranggotakan 10 orang dan saat ini berkembang menjadi 13 orang. Visi Kelompok Beriuk Tanggak adalah terjadinya peningkatan kesejahteraan anggota kelompok pembudidaya ikan Beriuk Tanggak dengan berlandaskan konsep dalam ranah ramah lingkungan (organik), sedangkan misi kelompok adalah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan dilandasi oleh semangat rasa persaudaraan antar kelompok, didalam menggali segenap potensi diri dan alam sekitar dengan konsep berwawasan lingkungan, dalam mencapai kesejaheraan bersama, sedangkan tujuan dibentuknya kelompok ini adalah meningkatkan kemampuan anggota dalam mengelola usaha bidang perikanan, meningkatkan angka produktifitas dan kualitas perikanan demi memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasar. Fungsi kelompok adalah sebagai wadah proses pembelajaran, wahana kerja sama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi perikanan, unit produksi perikanan dan sebagai organisasi kegiatan bersama. Aturan yang berlaku dalam berkelompok adalah setiap anggota wajib mengikuti pertemuan anggota kelompok setiap bulannya, ikut menjaga dan mengawasi dana kas kelompok, setiap anggota sadar akan tugas dan kedudukannya dalam suatu kelompok, dan menaati AD/ART kelompok. Kegiatan rutin yang dilakukan bersama anggota kelompok adalah kegiatan panen ikan bersama dan kerja bakti, dimana kegiatan ini dilakukan dalam rangka mempererat hubungan kekeluargaan antar anggota kelompok ikan Beriuk Tanggak. Sumber dana kelompok adalah berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib, simpanan pokok disetorkan pertama kali pada saat menjadi anggota yaitu sebesar Rp. 10.000 dan simpanan wajib di setorkan kepada bendahara setiap bulannya sebesar Rp. 15.000. 


Read More... Profil Kelompok Beriuk Tanggak