Cobia (Rachycentron canadum) hidup di perairan tropis dan subtropis. Ikan ini banyak di temukan di pasifik, Atlantik, dan sebelah barat daya meksiko. Budi daya Cobia di Indonesia baru pada tahap percobaan. Namun demikian, pembenihan dan pembesaran cobia sudah bisa dilakukan.
Bentuk tubuh cobia menyerupai torpedo. Sebagai ikan perenang cepat, kepala dan mulut relatif lebar dibandingkan bagian tubuh lainnya. Sisik berukuran kecil dan terbenam adalm kulit yang telbal. Sirip punggung panjang dengan duri dan jari-jari dengan rumus DVI-IX, 30-33. Di depan sirip punggung terdapt 6-9 duri keras pendek yang terpisah satu deng10 ekan lainnya. Sirip dubur cukup panjang dengan duri dan jari-jari berumus A II - III, 23-25.
Badan berwarna cokelat gelap. Bagian bawah badan berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua garis tebal keperakan sepanjang tubuhnya pada ikan yang masih muda. Ukuran ikan di alam yang ditemukan 80-100 cm dengan panjang maksimum 180 cm.
Cobia ukuran juvenil (juwana) dengan bobot 200-300 g juga tertangkap di perairan barat laut Bali. Ikan cobia mempunyai pertumbuhan yang cepat, contohnya ikan berukuran 5-7 kg dapat tumbuh 1-2 kg/bulan. Ukuran cobia tersebut bisa mencapai bobot 12-15 kg dengan masa pemeliharaan selama 20 bulan di KJA.
Lokasi yang cocok untuk budi daya ikan cobia, id antaranya perairan selat kecil atau teluk yang terlindung dari ombak dan badai. Selain itu, pola pergantian massa airnya baik, bebas dari pencemaran, mudah memperoleh benih dan pakan, serta mudah terjangkau.
Penempatan karamba biasanya menggunakan rakit yang kerangkanya terbuat dari kayu yang keras dan tahan terhadap pengaruh hujan, terik matahari, dan air. Kayu ulin atau kayu bayam berukuran 5 cmx 7 cm x 6 m atau 5 cm x 10 cm x 6 m dapat digunakan sebagai bahan rakit. Rakit biasanya menggunakan drum plastik berukuran 200 l yang dilengkapi jangkar berikut talinya. Keramba jaring berukuran 2mx2mx2m digunakan untuk benih berukuran 25 g. Sementara itu, ukuran 3mx3mx2m untuk ikan yang bobotnya 1 kg.
Benih sudah bisa disediakan, khususnya pada Bali besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali
Padat tebar pada karamba jaaring berukuran 2mx2mx2m sekitar 800 ekor dengan ukuran benih 25 g. Setelah ukuran ikan mencapai 1 kg, ikan dipindahkan pada jaring yang berukuran 3m x 3m x 2m dengan kepadatan < 10 ekor / m3
Pemberian pakan bisa dengan ikan rucah maupun pakan buatan (pelet). Seperti diketahui budidaya ikan cobia di Indonesia baru berkembang, sampai saat ini belum ada laporan maupun belum diketahui jenis-jenis penyakit yang menyerang ikan budidaya ini.
Cobia dapat dipanen jika telah mencapai ukuran 25-30 cm dari ukuran tebar berumur D1 dengan masa pemeliharaan 80-100 hari. Sistem panen secara total. Adapun cara panennya seperti panen ikan umumnya di KJA.
2 comments :
selamat berkarya pak nyoman..good luck...!
Terimakasih pak ajie sunarji, salam sukses juga buat bapak...
Post a Comment