Lobster laut yang terdapat di Indonesia hanya udang barong. Produksi udang barong berasal dari hasil budi daya pada tahun 2006 mencapai 558 ton.
Udang barong aktif mencari makan pada malam hari. Pada siang hari, udang ini lebih suka tinggal di dalam lubang. Jenis makanan yang disukainya adalah berbagai jenis kekerangan berukuran kecil dan hewan bentik, seperti jenis Echinodermata. Udang ini juga menyukai pakan berupa daging ikan.
Sistematika
Famili : Panuliruidae
Spesies : Panulirus spp.
Nama dagang : spiny lobster
Nama lokal : udang karang
Tubuh udang barong diselimuti cangkang keras berduri. Udang ini mempunyai sepasang sungut panjang (antenna) dan sepasang sungut pendek (antenulla). Selain itu, udang memiliki empat pasang kaki renang (pleopod) dan lima pasang kaki jalan (pereipod). Bagian ekornya terdiri dari telson (duri ekor) dan uropod (sirip ekor). Warna tubuhnya bervariasi menurut spesiesnya.
Di perairan laut selatan Jawa dan Nusa Tenggara terdapat 6 spesies udang barong, yaitu panulirus penicillatus (olivier), P. homarus, P. longipes, P. ornatus, P. versicolor, dan P. polyphagus. Ciri-ciri dari masing-masing spesies adalah sebagai berikut.
a) P. penicillatus. Tubuhnya berwarna hijau tua/gelap dengan sapuan warna coklat melintang tubuhnya.
b)P. homarus. bagian punggungnya berwarna kebiru-biruan atau cokelat kemerah-merahan dan berbintik-bintik besar dan kecil berwarna kuning. Terdapat garis kuning melingkar di tiap bagian segmen.
c) P. longipes. warna dasar tubuh merah kecoklatan terang sampai gelap atau kemerahan. Selain itu, terdapat bintik-bintik putih yang menyebar di seluruh tubuhnya. Adapau bagian kakinya terdapat garis cokelat atau kuning.
d) P. ornatus. Tubuhnya berwarna hijau belang kuning di bagian pinggir tiap sekat/buku.
e) P. versicolor. Tubuh atau punggungnya berwarna hijau terang dengan sapuan warna merah. Pada tiap ujung segmen terdapat guratan berbentuk pita hitam dengan garis putih di bagian tengahnya. Antena berwrna coklat. Bagian kakinya keputih-putihan. Sementara itu, bagian kepalanya kehitaman dengan bercak putih.
f) P. polyphagus. Tubuhnya berwarna dasar cokelat. Setiap ujung ruas tubuhnya terdapat guratan berbentuk pita berwarna putih dan cokelat gelap.
Udang barong betina sudah matang telur pada ukuran panjang total 16 cm. Sementara itu, udang jantan yang telah matang godand berukuran lebih panjang, yaitu sekitar 20 cm. Seekor udang barong betina dapat menghasilkan 275000 butir telur pada setiap musim pemijahan. Adapun laju pertumbuhan tercatat 0,236 g/hari.
Udang barong hidup di perairan laut, mulai dari daerah perairan pantai sampai lepas pantai. Penempatan KJA diusahakan pada perairan yang terlindung dari ombak besar dan angin kencang, seperti teluk, selat sempit, dan lagoon, dengan pertukaran massa air cukup bagus dan salinitas >25 ppt. Sementara ini, benih udang barong masih diperoleh dari hasil tangkapan di laut. Oleh karena itu, lokasi budidaya diusahakan tidak jauh dari daerah penangkapan.
Ada dua model pemeliharaan udang barong, yaitu KJA bersekat (sistem baterai) dan tanpa sekat. KJA yang digunakan berukuran 2mx2mx2m. Dalam KJA bersekat, udang barong ditempatkan dalam kamar dengan kepadatan 1 ekor/kamar. Sementara itu, dalam KJA tanpa sekat, udang dipelihara secara massal.
Yang sudah mulai dilaksanakan masyarakat pesisir di daerah Lombok (NTB) adalah berupa penampungan atau penggemukan sebelum dipasarkan atau pembesaran udang barong dengan benih dari hasil penangkapan.
Ukuran individu lobster pada saat tebar berkisar 20-50 g dengan padat tebar, yaitu 50 ekor/KJA. selama masa percobaan 6 bulan, udang diberi pakan berupa cincangan ikan rucah segar seberat 2-5 % bobot total/hari dengan frekuensi pemberian satu kali / hari. Angka sintasan (survival rate) udang barong yang dipelihara dengan sistem baterai mencapai 100 %. Udang tersebut ternyata terhindar dari mortalitas karena kanibalisme pada saat ganti kulit. Sementara itu, udang yang dipelihara secara massal menunjukkan tingkat kematian antara 4,3 - 7,5 %.
Mortalitas yang sering terjadi dalam penampungan disebabkan sifat udang ini yang menjadi kanibal jika terjadi pergantian kulit. Oleh karena itu, budi daya pembesaran udang barong dilakukan penyekatan ruangan berbentuk kamar-kamar.
Udang barong yang dipelihara dari ukuran 20-40 g dalam KJA dapat dipanen setelah mencapai 150-200 g dalam waktu 4-6 bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat karamba. selanjutnya, udang barong dipindahkan satu persatu dari tempat pemeliharaannya ke dalam boks styrofoam. Pengangkutan udang antar daerah maupun ekspor dilakukan dalam keaadan hidup. Selain itu, suhu diusahakan rendah sekitar 20 0C dengan kondisi tanpa air, tetapi lembab.
No comments :
Post a Comment