Wednesday, 9 January 2013
Budidaya Tiram Mutiara
Hingga sekarang mutiara hasil budidaya dunia dapat berupa mutiara laut dan mutiara air tawar. Produk mutiara laut yang dewasa ini diperdagangkan di pasar internasional adalah sebagai berikut :
a. Akoya Pearl
Mutiara berkualitas tinggi yang dihasilkan dari P. fucata. Ukuran maksimal 10 mm. Mutiara berwarna putih kehijauan dengan nuansa sangat indah. Jenis ini diproduksi di Jepang dan Cina.
b. South Sea Pearl
Mutiara ini diproduksi di Indonesia dan Australia yang dihasilkan dari P. maxima. Termasuk mutiara kelompok putih, berukuran besar sampai 18 mm. Jenis ini berwarna putih perak, kekuning-kuningan, pink dan keemasan.
c. Black pearl
Mutiara ini dihasilkan dari P. Margaritifera. Black pearl berpenampilan sangat menawan dan berwarna hitam pekat. Jenis ini berukuran lebih kecil dari ukuran south sea pearl. Negara penghasil utama : Tahiti, Hawaii, dan Cook Island.
A. Sistematika
Famili : Pteridae
Spesies : Pinctada maxima
P. margaritifera
Nama dagang : pearl oyster
Nama lokal : mutiara.
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1. Ciri fisik
Kerang mutiara mempunyai sepasang cangkang yang disatukan pada bagian punggung dengan engsel. Kedua belahan cangkang tidak sama bentuknya. Cangkang yang satu lebih cembung dibanding lainnya. Sisi sebelah dalam dari cangkang (nacre) berpenampilan mengkilap.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Tiram mutiara adalah protandrous-hermaphrodite dengan kecenderungan perbandingan jantan : betina = 1 : 1, dengan adanya peningkatan umur. Pemijahan sering terjadi akibat perubahan suhu yang ekstrem atau terjadi perubahan lingkungan yang tiba-tiba. Pemijahan tiram mutiara di perairan tropis tidak terbatas hanya satu musim, tapi bisa sepanjang tahun.
P. Margaritifera mendekati matang gonad pada tahun kedua, sedangkan P. maxima jantan matang gonad setelah berukuran cangkang 110-120 mm dalam tahun pertama hidupnya. Pertumbuhan merupakan aspek biologi yang paling penting bagi pembudidaya, terkait dengan pendugaan keberhasilan usahanya. Tiram mutiara P. margaritifera mencapai ukuran diameter cangkang 7-8 cm dalam tahun pertama, dan mendekati ukuran sekitar 11 cc pada tahun kedua. Pertumbuhan jenis lain, P. maxima, mencapai diameter cangkang 10-16 cm pada tahun kedua.
C. Pengelolaan Budidaya
Untuk menghasilkan sebutir mutiara laut dari spat hatchery, diperlukan waktu sekitar 4 tahun. Teknologi budidaya mutiara laut terdiri atas pembenihan, pembesaran benih, produksi mutiara, dan panen.
1. Penyediaan benih.
Awal pengembangan benih yang digunakan berasal dari penangkapan dari alam. Penangkapan dilakukan dengan menggunakan spat collector yang terbuat dari jaring nilon bermata jala halus. Kolektor tersebut dibentangkan di daerah penyebaran kerang mutiara. Dalam waktu 2-4 minggu, benih tiram (spat) akan menempel pada kolektor tersebut.
Dewasa ini, dengan kemajuan ilmu dan teknologi, spat tiram mutiara sudah dapat dihasilkan melalui proses pembenihan di hatchery. Prosesnya dimulai dengan pemilihan induk yang sudah matang gonad. Sebaiknya induk-induk tersebut berasal dari populasi yang berbeda untuk menghasilkan benih yang berkualitas.
2) Pembesaran
Di nurseri benih dipelihara sampai mencapai dewasa dan berukuran 10-12 cm selama 12-18 bulan. Pada ukuran tersebut proses produksi mutiara sudah dapat dilaksanakan. Adapun tahapan produksi mutiara sebagai berikut :
a) memilah-milah tiram dewasa untuk disuntik. Pemilihan didasarkan atas ukuran, umur, dan kondisi kesehatan tiram.
b) Menyiapkan potongan mantel berukuran sekitar 4-5 mm2 dan inti berukuran 3,03-9,09 mm. Potongan mantel (shaibo) tersebut diambil dari tiram yang secara sengaja disiapkan/dikorbankan untuk keperluan itu.
c) Preconditioning (melemahkan) tiram untuk memudahkan pembukaan cangkang, sewaktu penyuntikkan inti dan transplantasi potongan mantel atau shaibo.
d) menoreh irisan pada pangkal kaki menuju dekat gonad. Ke dalam torehan tersebut disisipkan inti dan shaibo yang diletakkan bersinggungan.
e) Mengangkat ganjal baji dan menutup cangkang, lalu meletakkan tiram ke dalam keranjang. Keranjang tersebut terbuat dari jaring berbentuk empat persegi panjang. Untuk tiap keranjang, diletakkan 10 ekor tiram.
f) Merawat tiram dengan cara membersihkan keranjang dan cangkang luar, membalikkan tiram, dan memeriksa apakah mutiara sudah terbentuk atau belum dengan menggunakan sinar x-ray. Perawatan ini dilakukan setiap 4 hari selama 2 bulan, kecuali pemeriksaan dengan sinar x-ray.
g) memindahkan tiram ke dalam wadah pemeliharaan berbentuk keranjang berkantong terbuat dari jaring. dalam tiap lempeng terdapat 4 buah kantong. Setiap kantong diisi seekor tiram. Wadah tersebut digantung pada bentangan tambang atau longline. Tiram dan kantong dibersihkan setiap bulan.
D. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Hama umumnya menyerang bagian cangkang. Hama tersebut berupa jenis teritip, cacing, dan polichaeta yang mampu mengebor cangkang tiram. Hama yang lain berupa hewan predator, seperti gurita dan ikan sidat. Upaya pencegahan dengan cara membersihkan hama-hama tersebut dengan manual pada periode waktu tertentu.
Penyakit tiram mutiara umumnya disebabkan parasit, bakteri dan virus. Parasit yang sering ditemukan adalah Haplosporidium nelsoni. Bakteri yang sering menjadi masalah antara lain Pseudomonas enalia, Vibrio anguillarum, dan Achromobacter sp. sementara itu, jenis virus yang biasanya menginfeksi tiram mutiara adalah virus herpes. Upaya untuk mengurangi serangan penyakit pada tiram mutiara antara lain
a. selalu memonitor salinitas agar dalam kisaran yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tiram.
b. menjaga agar fluktuasi suhu air tidak terlalu tinggi, seperti pemeliharaan tiram tidak terlalu dekat kepermukaan air pada musim dingin
c. Lokasi budidaya dipilih dengan kecerahan yang cukup bagus.
d. Tidak memilih lokasi pada perairan dengan dasar pasir berlumpur.
E. Panen
Setelah 18-24 bulan masa pemeliharaan, panen mutiara sudah bisa dilakukan. Selanjutnya, hasil panen dibersihkan atau digosok agar mengilap serta memilah mutunya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment