Wednesday 2 January 2013

LPG Untuk Kapal Perikanan

Besar kecilnya kapal perikanan menentukan banyak sedikitnya Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikonsumsi. Sekitar 70 % biaya operasional penangkapan ikan dibelanjakan untuk BBM. Bila harga BBM naik, maka biaya belanja BBM akan membengkak, yang berakibat pada menurunnya pendapatan nelayan bahkan merugi dalam usaha penangkapan ikan yang dilakukannya. Menurut Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH MIGAS), pada tahun 2012 kebutuhan BBM untuk nelayan di Indonesia sebesar 1,8 juta kiloliter. Jumlah tersebut digunakan untuk menyuplai sekitar 550 ribu unit kapal, dimana 335 ribu diantaranya merupakan perahu/kapal bermotor skala kecil (5 GT atau kurang), yang sangat membutuhkan BBM bersubsidi, baik bensin-premium maupun minyak solar. Pelaksanaan kebijakan energi nasional (Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 2006, tentang kebijakan energi nasional), di bidang perikanan tangkap diterjemahkan dalam bentuk penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai sumber energi substitusi BBM LPG adalah Bahan Bakar Gas yang berupa Liquefied Petroleum Gas dengan merek dagang ELPIJI yang dipasarkan oleh PERTAMINA dalam kemasan tabung 3 kg dengan cara ditekan (pressurized), berupa LPG Campuran (Mix LPG), dengan komposisi sekitar 30% gas propana (C3H8) dan 70% gas Butana (C4H10), serta ditambahkan suatu zat merkaptan. Indonesia memproduksi 3 jenis LPG yang dipasarkan oleh Pertamina, yaitu LPG campuran, LPG Propan dan LPG Butan. LPG propan mengandung propan minimum 95% volume, LPG-butan mengandung butan minimum 97,5% volume, dan LPG campuran mengandung propan dan butan minimum 97,5% volume. LPG Conversion Kit adalah peralatan konversi bahan bakar gas LPG bertekanan yang terdiri dari tabung LPG,penurun tekanan dan pengatur aliran LPG (main regulator), alat ukur tekanan LPG (Pressure Gauge), selang LPG (LPG Hose), Katup pembuka dan Penutup Aliran LPG (Shut-off Valve), Penstabil Tekanan dan Aliran LPG (Regulator-Vaporizer), Katup Pengatur Aliran LPG (Power Valve), Pencampur LPG dan Udara (Gas-Air Mixer), Selang Vakum (Vacum Hose), serta dudukan Tabung LPG (Bracket). Dual-Fuel System adalah sistem bahan bakar yang menggunakan 2 (dua) jenis bahan bakar sekaligus di dalam bekerjanya motor penggerak jenis motor diesel, yaitu BBG dan BBM melalui penggunaan LPG Conversion Kit, dimana BBG yang bercampur dengan udara di Gas -Air Mixer masuk ke dalam silinder motor penggerak, kemudian dikompresi di ruang bakar motor penggerak untuk selanjutnya terbakar bersama dengan BBM yang disemprotkan oleh Nozzle.
Selang LPG
Main Regulator
Tabung LPG
Power Valve
Regulator Vaporizer
Gas Air Mixer
Vacum Adaptor
Tabung LPG Bi-Fuel System adalah sistem bahan bakar yang menggunakan dua jenis bahan bakar tetapi bekerjanya tidak bersamaan. Bi-Fuel diterapkan pada motor penggerak jenis motor bensin, yaitu BBM-Bensin 100% tanpa menggunakan LPG Conversion Kit atau BBG-LPG 100% melalui penggunaan LPG Conversion Kit. Saat BBG-LPG 100%, BBG-LPG bercampur dengan udara di Gas-Air Mixer sebelum Karburator dan akan masuk ke dalam silinder motor penggerak ketiak ada hisapan dari torax (piston), kemudian dikompresi di ruang bakar motor penggerak untuk selanjutnya terbakar oleh percikan bunga api listrik dari busi (spark plug). BBPPI telah melaksanakan Ujicoba bi-fuel system (bensin 100 % atau LPG 100%) pada motor bensin dan dual-fuel system (minyak solar dan LPG) pada motor diesel yang digunakan sebagai motor penggerak kapal perikanan (outboard longtail-shaft) <= 5 GT (one day fishing). a. Pada Motor Bensin 1. Substitusi 100%, LPG dapat menggantikan bensin seluruhnya. 2. Konversi 1,4 sampai dengan 2,6 liter Bensin setiap 1 Kg LPG akan Menggantikan 1,4 sampai dengan 2,6 liter Bensin. 3. Efisiensi 28 s/d 62 %, Apabila nelayan yang biasanya mengeluarkan biaya Rp. 50.000,- maka akan dapat penghematan antara Rp. 14000,- hingga Rp.31000,- atau hanya mengeluarkan Rp. 19000,- (kurang lebih 4,2 Kg LPG) hingga Rp. 36.000,- (kurang lebih 8 Kg LPG).
b. Pada Motor Diesel 1. Substitusi 69 % Setiap operasional kapal membutuhkan minyak solar sebanyak 31 % dari biasanya dan 69 % sisanya tergantikan oleh LPG. 2. Konversi 1,57 liter minyak solar Setiap 1 Kg LPG bisa menggantikan minyak solar sebanyak 1,57 liter. 3. Efisiensi 25 % Apabilan nelayan yang biasanya mengeluarkan biaya operasional Rp. 50000,- maka akan mendapat efisiensi Rp. 12500,- dengan catatan belanja untuk minyak solar Rp. 15.500,- (kurang lebih 3,44 liter solar) dan untuk LPG Rp. 22000,- (kurang lebih 4,88 kg LPG). Catatan : Harga minyak solar subsidi Rp. 4500,00 per liter Harga LPG 4 Kg subsidi Rp. 13.500,00.

1 comment :

Unknown said...

Buat mesin robin berapa harga alatnya. tks